Kamis, 01 Desember 2011

PENDIDIKAN KARAKTER


Para penggagas kebijakan pendidikan di Indonesia akhir-akhir ini gencar menggaungkan pendidikan karakter sebagai penawar masalah pendidikan kita yang dinilai telah salah arah. Selama masih menempuh pendidikan di Indonesia, hampir setiap tahun selalu ada penggantian kurikulum yang dikatakan kurikulum yang lebih baik dari sebelumnya. Dengan memprioritaskan pendidikan karakter, mereka berharap komunitas pendidik dan masyarakat akan menggali sisi afektif siswa, dan pendidikan tidak melulu ditekankan pada sisi kognitif untuk mengejar nilai semata. Dengan lebih memperhatikan karakter, diharapkan sekolah bisa menghasilkan lulusan yang berakhlak mulia, cerdas, dan kreatif.

Ketika gempa besar menghantam bagian timur laut Jepang, dunia dibuat kagum dengan kekuatan mental masyarakat Jepang. Mereka menempatkan kepentingan umum dan keselamatan bersama jauh di atas kepentingan pribadi. Dalam keadaan genting sekali pun, malam setelah gempa, orang-orang yang mengungsi di salah satu sekolah dasar, bisa tetap mengantre dengan sabar untuk mendapatkan makanan dalam keadaan gelap gulita sekalipun. Kita juga sering mendengar tentang tertibnya budaya antre orang Jepang, baik dalam berbelanja di supermarket, membeli tiket, membayar tagihan, kisah dompet hilang yang selalu kembali, dan hal semacamnya.